Pekanbaru, pilarbangsa.com – Kesiapan pesawat bukan hal yang bisa ditawar, hal ini menyangkut keselamatan terbang dan kerja yang selama ini terus menjadi concern TNI AU dalam menciptakan zero accident.
Begitu pula dengan kesiapan pesawat yang digunakan untuk mendukung operasi TMC, untuk terus menekan hotspot maupun pendinginan karhutla yang telah terjadi.
Memasuki hari kelima Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin terus mendukung pelaksanaan operasi TMC.
Lima hari secara terus menerus melaksanakan misi tersebut, para crew dari Skadron Udara 4 harus bekerja ekstra keras dalam menyiapkan pesawat yang setiap harinya melaksanakan dua sortie penerbangan.
Karenanya diperlukan kesiapan pesawat yang tinggi agar pelaksanaan operasi bisa berjalan dengan baik.
Untuk itu, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Mohammad Nurdin dengan tegas berpesan kepada awak pesawat yang bertugas, agar tidak memaksakan dan selalu menjalankan segala sesuatunya sesuai SOP.
“Misi TMC ini punya treatment tersendiri dalam perawatan pesawat, agar crew dan pilot saling alert, jalankan semua sesuai prosedur yang benar, dengan harapan selama pelaksanaan misi di Lanud ini semua berjalan dengan baik sampai misi selesai,” pesan Danlanud.
Penggunaan pesawat dalam operasi TMC memerlukan perawatan yang lebih, karena dalam misi ini pesawat digunakan untuk menebar garam.
“Garam yang ditebar akan menyebabkan korosif pada pesawat, untuk mencegahnya kami melakukan pemeriksaan menyeluruh di seluruh permukaan luar pesawat, serta melakukan pencucian setiap selesai penerbangan TMC,” ungkap Lettu Tek Bhakti A., JMU Skadron Udara 4 dalam misi TMC di Provinsi Riau yang saat ini berlangsung.
Pada hari ini Selasa, (15/8/23), hari kelima pelaksanaan TMC, TNI AU kembali menyemai 800 Kg NaCl dengan sasaran di Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Kampar.
Dengan demikian, operasi TMC Satuan Tugas Bagian Udara pencegahan Karhutla Prov Riau telah menyemai 6,3Ton NaCl, dimana seluruhnya diterbangkan dari Lanud Roesmin Nurjadin. *(mrz)