Info, pilarbangsa.com – Mesir dilaporkan sedang membangun tembok “misterius” di dekat Jalur Gaza.

Negeri itu meratakan tanah di dekat perbatasannya dengan wilayah kantong Palestina itu menjelang rencana serangan Israel yang menargetkan kota perbatasan Rafah.

Mengutip The Associated Press, hal ini terlihat dari gambar satelit yang beredar sejak pekan lalu.

Namun hingga kini Mesir tak kunjung memberi komentar secara terbuka, mengakui pembangunan tersebut.

“Citra satelit … diambil Maxar Technologies,” tulis media Amerika Serikat (AS) itu, dikutip Senin (19/2/2024).

“Menunjukkan pembangunan tembok yang sedang berlangsung, yang terletak di sepanjang Jalan Sheikh Zuweid-Rafah sekitar 3,5 kilometer sebelah barat perbatasan dengan Gaza,” tambahnya.

“Gambar-gambar tersebut menunjukkan derek, truk, dan penghalang beton pracetak dipasang di sepanjang jalan,” jelasnya lagi.

Citra satelit tersebut juga diklaim sesuai dengan fitur yang terlihat dalam video yang dirilis oleh Sinai Foundation for Human Rights yang berbasis di London pada 12 Februari.

Video tersebut menunjukkan derek mengangkat dinding beton ke tempatnya di sepanjang jalan.

“Pembangunan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan kawasan dengan keamanan tinggi dan terisolasi di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, sebagai persiapan untuk penerimaan pengungsi Palestina jika terjadi eksodus massal,” kata yayasan tersebut dikutip dari laman yang sama.

Bukan hanya itu, citra dari Planet Labs PBC di area tersebut juga menunjukan demikian. Sejumlah kru tampak merupakan pekerja konstruksi dan tengah meratakan dan membersihkan tanah untuk tujuan yang tidak diketahui.

The Wall Street Journal, yang mengutip pejabat Mesir yang tidak mau disebutkan namanya, menggambarkan “sebuah bangunan berdinding seluas 20 kilometer (km) persegi” sedang dibangun. Ini dapat menampung lebih dari 100.000 orang.

Sebelumnya, berulang kali Mesir memperingatkan Israel untuk tidak mengusir paksa lebih dari 1 juta warga Palestina yang mengungsi di Rafah ke wilayahnya. Sementara Israel bersikeras tengah memerangi kelompok Hamas.

Para pejabat garis keras di pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah meningkatkan kemungkinan untuk mengusir warga Palestina dari Gaza meskipun ada tentangan kuat dari sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS).

Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki adalah wilayah yang diharapkan Palestina sebagai negara masa depan mereka.

“Negara Israel tidak berniat mengevakuasi warga sipil Palestina ke Mesir,” klaim Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

“Kami menghormati dan menghargai perjanjian perdamaian kami dengan Mesir, yang merupakan landasan stabilitas di kawasan serta mitra penting,” katanya.

Pejabat Mesir telah mengancam akan menangguhkan perjanjian Camp David, sebuah perjanjian perdamaian yang telah berusia puluhan tahun yang ditandatangani dengan Israel, jika Negeri Yahudi tetap melancarkan serangannya.

Tidak ada lagi zona aman bagi warga Gaza yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pemboman Israel jika wilayah itu-pun diserang.

“Mesir mengancam akan menangguhkan perjanjian perdamaiannya dengan Israel jika serangan Israel di Gaza meluas hingga ke kota Rafah yang padat penduduk di perbatasan Gaza,” tegas dua pejabat Mesir dan seorang diplomat Barat.

“Mesir mengatakan pertempuran di kota perbatasan dapat memaksa penutupan jalur pasokan bantuan utama di wilayah tersebut,” tambah AP lagi mengatakan setidaknya ada tiga pejabat yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang memberi penjelasan kepada wartawan mengenai perundingan sensitif tersebut. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *