Info, pilarbangsa.com – Pelepasan nyamuk Wolbachia di daerah yang dinilai sarang nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD) masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Di balik nilai positifnya, upaya pemerintah tersebut masih menyimpan persoalan yang belum berhasil dibuktikan secara ilmiah, utamanya menyangkut besaran pengurangan DBD.

Prof. Yuwono, guru besar dan ahli biomedik di Palembang, mengatakan Wolbachia merupakan bakteri berukuran kecil (mirip virus) yang hidup di dalam sel utama di tubuh serangga, termasuk nyamuk.

Sekitar 16 persen nyamuk secara alami terinfeksi bakteri ini. Sementara besar ukuran DNA-nya hanya 1,2 juta base pairs.

“Hubungannya dengan nyamuk bisa merugikan dan bisa menguntungkan bagi si nyamuk itu sendiri,” kata mantan Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi ini, Jumat, 24 November 2023 lalu.

Dia memaparkan, metode mengatasi DBD dengan cara ini disebut biological control, sedangkan bila menggunakan bahan kimia dengan material insektisida.

Hal itu mirip pengendalian larva nyamuk yang dimakan Iwak Tempalo.

Nyamuk yang terinfeksi Wolbachia akan mandul dan tidak nyaman untuk hidup virus DBD. Dengan demikian populasi nyamuk pembawa virus DBD akan turun dan akhirnya jumlah infeksi DBD di manusia juga turun.

“Jadi memang bisa mengurangi sebaran DBD, tapi belum tahu seberapa besar pengurangannya,” ujar pemilik Sekolah Alam Palembang ini.

Dari sisi plus dan minus dari penyebaran Wolbachia, mantan Direktur Utama RS PT Pusri ini memastikan bila kebeadaan Wolbachiat terbukti menurunkan populasi nyamuk pembawa virus DBD dan akhirnya penyakit DBD juga turun. “Ini cara biologi sehingga tidak mencemari lingkungan.

“Minusnya belum ada bukti ada atau tidaknya efek jangka panjang bagi manusia, khususnya pengaruh terhadap DNA,” ujarnya.

Menurutnya, untuk pembuktian lebih lanjut masih dibutuhkan suvailans terus menerus hingga suatu saat benar-benar bisa disimpulkan.

Secara pribadi, dia lebih memilih mengendalikan DBD melalui vaksin. Sejauh ini sudah ada dua jenis vaksin DBD di pasaran, tapi efektivitasnya juga belum optimal. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *