Info, pilarbangsa.com – Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menyebut ada tiga isu penting di bidang ketenagakerjaan yang perlu dibahas dalam debat Capres pada Ahad, 4 Februari 2024.

Tiga isu itu adalah pengangguran usia muda, kesesuaian antara kebutuhan industri dengan kemampuan tenaga kerja, dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal menggelar debat capres (calon presiden) terakhir pada Minggu, 4 Februari 2024.

Adapun sejumlah tema yang diusung dalam sesi debat terakhir ini, yaitu kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Pertama, kata Yusuf, isu yang penting untuk didiskusikan yaitu pengangguran usia muda. Data terakhir menunjukkan angka atau tingkat pengangguran usia muda di Indonesia itu relatif tinggi.

“Tentu ini menjadi bertolak belakang dengan semangat untuk memanfaatkan bonus demografi yang tersisa kurang lebih 10 tahun lagi,” kata Yusuf.

Di sisi lain, ujar Yusuf, persoalan pengangguran muda ini juga meninggalkan pertanyaan terkait bagaimana persoalan miss match antara kualitas tenaga kerja dan juga kualitas pendidikan di dalam negeri.

Menurutnya, salah satu masalah yang seringkali ditemukan adalah kebutuhan dari pencari kerja itu tidak selaras dengan skill yang dimiliki oleh angkatan kerja saat ini.

“Sehingga upaya untuk meningkatkan skill dan kemampuan angkatan kerja termasuk di dalamnya dalam memanfaatkan atau menggunakan kebijakan saat ini seperti misalnya kartu pra kerja penting untuk didiskusikan dalam isu atau debat terkait ketenagakerjaan,” kata dia.

Tiga, upaya penciptaan lapangan kerja yang lebih luas juga menjadi topik yang perlu didalami dalam debat.

Yusuf menyebut, dalam 5 tahun terakhir pertumbuhan investasi asing tetap terjadi meskipun ada pandemi Covid-19.

Namun, jika dilihat dari sisi realisasi atau serapan tenaga kerja, jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kondisi 5 atau 10 tahun yang lalu.

“Jadi masalah untuk pencipta lapangan kerja dari investasi asing yang masuk menurut saya perlu dielaborasi lebih jauh terkait debat,” ucap Yusuf.

Sebagai informasi, pasangan Anies-Muhaimin atau Amin menjanjikan penciptaan lapangan kerja berkualitas.

Amin menawarkan 11 poin program kerja diantaranya menciptakan minimal 15 juta lapangan pekerjaan baru, termasuk pekerjaan hijau atau green jobs pada 2025-2029.

Amin juga berjanji menciptakan lapangan kerja berkualitas di seluruh sektor. Dalam hal ini termasuk sektor industri manufkatur guna menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari 5,45 persen pada Februari 2023 menjadi 3,5 persen hingga 4 persen pada 2029.

Sementara, dalam dokumen program kerjanya, Prabowo-Gibran memunculkan isu ketenagakerjaan dalam beberapa program kerja.

Salah satunya dalam agenda Asta Cita 3 yang misinya berupa meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.

Prabowo-Gibran ingin mendorong perusahaan untuk menempatkan angkatan kerja berusia 18-24 tahun sebagai karyawan tetap. Juga akan memberikan subsidi premi asuransi untuk pekerja selama 12 bulan.

Kemudian, menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dengan mengutamakan tenaga kerja lokal untuk mengurangi tingkat pengangguran. Prabowo-Gibran juga menjanjikan pengawasan tenaga kerja asing (TKA).

Sedangkan, Capres dan Cawapres Ganjar-Mahfud menjanjikan penciptaan 17 juta lapangan kerja baru.

“Memastikan penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun dan mengurangi jumlah pengangguran hingga mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja optimal, agar semua rakyat cepat dapat kerja,” kata Ganjar-Mahfud dalam dokumen visi-misinya.

Ganjar-Mahfud juga menawarkan gagasan Buruh Sejahtera. Keduanya menjanjikan peningkatan kesejahteraan buruh dan pekerja melalui kesempatan kerja yang produktif, pekerjaan yang layak, serta perlindungan ketenagakerjaan. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *