Info, pilarbangsa.com – Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim menegaskan ketersediaan stok gula di dalam negeri masih relatif aman jelang musim giling tebu.

Namun, Isy melihat adanya sinyal kelangkaan gula di dalam negeri. Isy mengungkapkan kondisi ini sedang diselidiki oleh pemerintah.

“Sebenarnya, kalau dari sisi stok masih cukup sampai bulan depan. Karena dari stoknya dari 300 (ribu ton) kan. Dari catatan kami, di BUMN dan swasta itu lebih dari 330-an (ribu ton). Artinya cukup untuk 1 bulan. Ketahanan stok itu kan 1,5 bulan, hampir 2 bulan, jadi cukup lah itu stoknya,” katanya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Minggu (22/4/2024).

Di sisi lain, dia menambahkan, kenaikan harga gula di pasar internasional turut berdampak ke dalam negeri. Kondisi ini menyebabkan kesulitan pasokan ke dalam negeri.

Akibatnya, pemerintah harus menaikkan harga acuan pemerintah (HAP) gula di tingkat konsumen sebesar Rp1.500 per kg. Harga ini berlaku mulai 5 April – 31 Mei 2024.

Saat ditanya apakah gula di dalam negeri langka, “Ya karena lebih kesulitan memperoleh gula di sana dengan harga yang boleh di Indonesia kan. Harganya kan di luar tinggi,” jawab Isy.

“Kan kemarin dapatnya sebelum direlaksasi itu juga kan. Jadi kan perlu waktu untuk negosiasi, dan sudah turun. Nah sekarang juga sudah mau memasuki musim giling lagi kan bulan Mei,” tambahnya.

Penyebab Gula Langka
Pemerintah, lanjutnya, juga sedang mengidentifikasi penyebab sebenarnya kelangkaan gula di dalam negeri.

“Ini yang lagi dibahas, nanyanya harusnya ke Bapanas jangan saya,” sebutnya.

“Saya sudah ke Kemenko, sekarang ada rapat gula di sana mengenai roadmap pergulaan. Sekalian ngobrolin ini karena sudah mulai ada kelangkaan. Tapi penanganannya di Bapanas. Kami menyampaikan hasil pemantauan kami,” ungkap Isy. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *