Info, pilarbangsa.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pemerintah akan memperkuat deteksi dini kanker di setiap Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas).

Saat melakukan kunjungan ke Rumah Singgah “Rumah Kita” milik Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI), Menkes Budi pun ingin mengetahui jenis penyakit yang paling umum diidap oleh penderita kanker dan kondisi mereka saat ini. Paling banyak limfoma dan leukemia, dan banyak yang terlambat diidentifikasi.

“Mulai tahun ini, seluruh puskesmas akan kita kasih alat-alat untuk periksa darah untuk memastikan leukemia dan limfoma bisa dideteksi sejak dini dan bisa langsung kita rujuk ke rumah sakit,” kata Menkes Budi melalui keterangan resminya, dikutip Jumat (1/3/2024).

Adapun alat-alat kesehatan yakni hemato analyzer dan blood chemical analyzer untuk deteksi leukemia dan limfoma, serta oftalmoskop untuk deteksi kanker mata (retinoblastoma), akan dikirim ke 10.000 puskesmas di Indonesia.

Apabila ada gejala, kata Menkes Budi bisa dilakukan deteksi lebih dini, apakah kanker atau bukan.

Bila terdeteksi kanker, nanti akan langsung dikirim ke RS di 514 kabupaten/kota yang akan dibangun layanan kemoterapi.

“Sehingga kalau bisa mencegah supaya jangan keburu lanjut, karena kalau (stadium) lanjut akan susah ditangani, kasihan mereka. Kami juga ingin mendidik dokter-dokter dan perawatnya untuk bisa deteksi dini kanker,” terang Budi.

Ia menegaskan pemerintah berkomitmen penuh dalam penanganan kanker, termasuk kanker pada anak, melalui berbagai upaya untuk memastikan penderita mendapatkan pengobatan sebaik-baiknya dan secepatnya.

Pertama, pemerintah secara bertahap menyediakan fasilitas kemoterapi di 514 kabupaten/provinsi dan fasilitas kemoterapi di seluruh provinsi di Indonesia.

Dengan demikian, penderita kanker yang berada di wilayah terpencil atau jauh dari pusat kota tetap mendapat layanan kanker yang dibutuhkan dengan cepat.

Kedua, pemerintah memperbanyak opsi terapi kanker pada anak. Menkes Budi menyebut, RS Kanker Dharmais mulai 2024 akan melakukan transplantasi sumsum tulang belakang pada anak. Jika metode ini berhasil, metode tersebut akan diterapkan di RS lain.

Selain itu, RSK Dharmais mulai tahun ini juga akan melakukan terapi sel CAR T (Chimeric Antigen Receptor T-cell) therapy untuk menangani penyakit kanker darah pada anak.

Terapi ini merupakan bentuk terapi imunologi yang melibatkan modifikasi genetik pada sel T untuk meningkatkan kemampuannya mengenali dan melawan sel kanker.

“Untuk jenis-jenis penyakit yang tarafnya masih bisa di-treatment dengan CAR T-cell, kita akan treatment juga dengan CAR T-cell supaya derajat kesembuhannya lebih tinggi,” tuturnya.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah tersebut membutuhkan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, termasuk YKAKI.

Untuk itu, Menkes menyampaikan ucapan terima kasih atas dedikasi YKAKI dalam membantu pemerintah menyediakan fasilitas hunian sementara bagi pasien dan pendamping yang sedang menjalani pengobatan serta perawatan kanker di RS.

“Ke depan, pemerintah akan memfasilitasi rumah singgah untuk mendapatkan donatur sehingga dapat meringankan beban operasional,” pungkas Budi. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *